Entri Populer

Senin, 14 Maret 2011

Dalam Kesendirian..

Ada begitu bnyak orang yg pandai brkomunikasi dan beradaptasi dgn sesama dan terkadang kita iri melihatnya..mau mencoba tapi tak bisa..apakah itu anugrah dr Allah untuknya..yaitu anugrah kemampuan seseorang yg memiliki ke’supel’an dlm brgaul..hingga dia mampu menjadi pribadi yg dicintai banyak orang...ah..saya rasa tidak juga,karena semua itu bisa kita latih..
Namun disini saya mencoba mengajak anda semua untuk mengalihkan dulu hal2 yg bersifat duniawi,trmasuk dgn siapa kita bergaul...
Dalam kesendirian(apalagi di mlm hari) justru manusia sbnarnya lebih banyak memiliki kesempatan untuk “menyapa” Sang Kholik ( Allah SWT)..dalam hela nafas misalnya dia berucap..”Allah...”/Astaghfirulloh...”/Alhamdulillah..’ dll..yang kesemuanya itu adalah hal sederhana yg sangat sangat tdk sulit untuk dlakukan...tapi...:’( yg berat itu adalah kapan kita akan mulai terbiasa bangun ditengah malam lalu melakukan hal itu..(penulispun tidk selalu bangun ditengah mlm lalu bermunajat kpd-NYA/kecuali nonton bola..jujur),
maka berbahagialah mereka yang sdh mampu terbiasa bangun di tengah mlm lalu "berbisik' dgn Allah dan Rosululloh..beruntunglah mereka.
Tak ada maksud untuk menggurui..hanya sekedar saling mengingatkan antara kita..terlebih lagi bagi saya pribadi..
Ayo kita sdikit mengupas apa arti ibadah itu...dan bagamana kaifiyyah/torikoh (tatacara) kita berta’abbud (proses penghambaan diri kpd Allah SWT)


Ibadah adalah segala sesuatu yang kita laksanakan berdasarkan atas syariat Islam dan ditujukan hanya kepada Allah Ilahana dan Rabb kita. atau dengan kata lain ibadah adalah suatu interaksi antara kita dengan Allah yang diterima sebagai suatu kebaikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam berinteraksi dengan manusia kita mempunyai suatu adab yang harus kita perhatikan agar interaksi dapat berjalan secara lancar dan berkesan di hati manusia yang kita ajak berinteraksi. begitupun dalam beribadah ada suatu adab dan tata cara yang harus dipenuhi agar ibadah kita diterima oleh Allah.
  • Pertama: hendaklah beribadah dengan penuh rasa harap (roja’), artinya seluruh ibadah kita harus dipenuhi dengan sebuah rasa harap yaitu kita berharap untuk mendapatkan ridha-Nya. tanpa rasa harap ini ibadah kita akan terasa hampa seperti mengerjakan hal-hal yang sudah menjadi rutinitas.. tanpa rasa harap akan ridha dan karunia Allah ibadah kita bagaikan mengendarai kendaraan tanpa arah yang jelas… selain pengharapan pada ridha Allah kita juga harus berharap untuk masa depan yang lebih cerah.. karena Allahlah yang menggenggam masa depan kita semua…
  • Kedua: hendaklah beribadah dengan penuh rasa takut (khauf) dalam beberapa ayat Qur’an tertulis bahwa orang-orang yang beriman amat takut kepada Allah(lihat 5:94,9:13,9:18,dll). karena itu dalam beribadah juga harus disertai dengan rasa takut, yaitu takut jikalau ibadah kita tidak sempurna, takut jikalau jita tidak mendapatkan ridha Allah, takut jukalau dosa-dosa kita tidak diampuni. oleh karena itu orang yang beribadah dengan rasa takut ini, mereka tidak akan terjerumus kedalam jurang kemaksiatan yang mengotori hati-hati mereka takut hal-hal yang dulu mereka lakukan dalam rangka mengabdi kepada Allah hilang begitu saja karena suatu kemaksiatan sekecil apapun. Insyaallah jika semua muslim di Indonesia sudah memiliki hal ini, tak akan ada lagi yang namanya korupsi, dan kejahatan lainnya...amiin..
Sebagai penutup penulis memohon ampun kepada Allah dan berharap juga hanya kepada Allah..semoga kutipann ini bisa menjadi muhasabah linafsi(bagi diri pribadi) dan bagi kita semua supaya mulai belajar meningkatkan kwalitas proses penghambaan diri kpd Allah SWT..atau yang lebih dikenal dengan yg namanya ibadah’..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar